Mengirimkan artikel ke jurnal ilmiah adalah langkah penting dalam karir akademis. Namun, tingkat penolakan artikel jurnal bisa mencapai 70-90% di jurnal-jurnal terkemuka. Sebagai editor dan reviewer, kami sering melihat kesalahan yang sama berulang kali. Kabar baiknya? Sebagian besar kesalahan ini bisa dihindari dengan persiapan yang tepat.
Dalam artikel ini, kami akan membahas 7 kesalahan paling umum yang menyebabkan artikel ditolak beserta solusi praktis untuk meningkatkan peluang publikasi Anda.
1. Tidak Sesuai dengan Scope Jurnal
Kesalahan: Ini adalah alasan penolakan nomor satu. Banyak peneliti mengirim artikel tanpa membaca scope dan focus jurnal terlebih dahulu. Artikel tentang pendidikan dikirim ke jurnal teknik, atau penelitian kualitatif dikirim ke jurnal yang hanya menerima studi kuantitatif.
Dampak: Artikel langsung ditolak tanpa review (desk rejection), membuang waktu Anda dan editor.
Cara Menghindari:
- Baca halaman “Aims and Scope” jurnal dengan teliti
- Telusuri 5-10 artikel terbaru yang dipublikasikan jurnal tersebut
- Perhatikan metodologi, topik, dan pendekatan yang diterima
- Jika ragu, kirim inquiry letter ke editor sebelum submit
- Buat daftar 3-5 jurnal alternatif yang sesuai dengan riset Anda
Checklist Sebelum Submit:
- Topik saya masuk dalam scope jurnal
- Metodologi saya sesuai dengan preferensi jurnal
- Target audiens jurnal akan tertarik dengan temuan saya
2. Metodologi Penelitian yang Lemah atau Tidak Jelas
Kesalahan: Metodologi yang tidak dijelaskan secara detail, desain penelitian yang cacat, atau sampel yang tidak representatif adalah red flag bagi reviewer. Kesalahan umum meliputi ukuran sampel terlalu kecil tanpa justifikasi, metode analisis yang tidak sesuai, atau tidak ada penjelasan tentang validitas dan reliabilitas instrumen.
Dampak: Reviewer meragukan validitas temuan Anda, yang hampir pasti menghasilkan penolakan atau major revision.
Cara Menghindari:
- Jelaskan setiap langkah metodologi dengan detail yang cukup sehingga penelitian Anda bisa direplikasi
- Sertakan informasi tentang: populasi dan sampel, teknik sampling, instrumen pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, metode analisis data dengan justifikasi
- Diskusikan limitasi metodologi Anda secara jujur
- Konsultasi dengan ahli statistik jika menggunakan analisis kompleks
- Ikuti pedoman pelaporan yang relevan (CONSORT, PRISMA, STROBE, dll)
Template Penulisan Metodologi: “Penelitian ini menggunakan [desain penelitian]. Sampel terdiri dari [jumlah] [deskripsi partisipan] yang dipilih melalui [metode sampling]. Data dikumpulkan menggunakan [instrumen] yang telah divalidasi dengan [nilai validitas/reliabilitas]. Analisis dilakukan menggunakan [software] versi [X] dengan teknik [nama teknik statistik].”
3. Literatur Review yang Tidak Komprehensif atau Outdated
Kesalahan: Literature review yang hanya mengutip artikel lama (lebih dari 5-10 tahun), tidak mencakup penelitian terbaru dan relevan, atau mengabaikan penelitian penting di bidang tersebut. Beberapa penulis juga hanya mengutip penelitian yang mendukung argumen mereka (confirmation bias).
Dampak: Reviewer akan menganggap Anda tidak mengikuti perkembangan terkini di bidang Anda atau tidak melakukan riset literatur yang memadai.
Cara Menghindari:
- Lakukan pencarian literatur sistematis di database relevan (Scopus, Web of Science, PubMed, Google Scholar)
- Prioritaskan artikel dari 3-5 tahun terakhir (70-80% referensi)
- Gunakan artikel klasik/seminal hanya untuk teori dasar
- Baca artikel terbaru dari jurnal target Anda
- Identifikasi dan diskusikan penelitian yang bertentangan dengan temuan Anda
- Tunjukkan research gap yang jelas yang akan diisi oleh penelitian Anda
Jumlah Referensi Ideal:
- Artikel riset: 30-50 referensi
- Review article: 50-100+ referensi
- Case study: 20-30 referensi
4. Judul dan Abstract yang Tidak Menarik atau Tidak Informatif
Kesalahan: Judul terlalu umum (“Studi tentang Motivasi Belajar”), terlalu panjang (lebih dari 20 kata), atau tidak mendeskripsikan isi penelitian. Abstract yang tidak terstruktur dengan baik, terlalu teknis, atau tidak menyebutkan temuan utama.
Dampak: Editor dan reviewer membuat kesan pertama dari judul dan abstract. Jika tidak menarik, mereka mungkin sudah bias negatif sebelum membaca keseluruhan artikel.
Cara Menghindari:
Untuk Judul:
- Buat spesifik dan deskriptif (12-15 kata ideal)
- Sertakan kata kunci utama untuk SEO
- Hindari singkatan dan jargon yang tidak umum
- Pertimbangkan format: “Pengaruh X terhadap Y: Studi pada Z”
Untuk Abstract:
- Ikuti struktur: Latar Belakang (1-2 kalimat), Tujuan (1 kalimat), Metode (2-3 kalimat), Hasil (3-4 kalimat), Kesimpulan (1-2 kalimat)
- Panjang: 150-250 kata
- Hindari referensi, singkatan (kecuali sangat umum), dan klaim yang tidak didukung data
- Tulis abstract paling akhir setelah artikel selesai
- Sertakan angka/data spesifik dari temuan utama
Contoh Judul Buruk vs Baik:
- Buruk: “Penelitian tentang Media Sosial”
- Baik: “Pengaruh Penggunaan Instagram terhadap Body Image Remaja Perempuan: Studi Cross-Sectional di Jakarta”
5. Hasil dan Diskusi yang Tidak Koheren
Kesalahan: Hasil yang disajikan tidak menjawab pertanyaan penelitian, terlalu banyak tabel/grafik tanpa penjelasan memadai, atau diskusi yang hanya mengulang hasil tanpa interpretasi mendalam. Kesalahan lain adalah overgeneralisasi temuan atau tidak menghubungkan temuan dengan literatur yang ada.
Dampak: Reviewer tidak bisa melihat kontribusi penelitian Anda atau meragukan kemampuan Anda menginterpretasi data.
Cara Menghindari:
Bagian Hasil:
- Presentasikan hanya data yang relevan dengan pertanyaan penelitian
- Gunakan tabel dan grafik secara strategis (tidak berlebihan)
- Jelaskan setiap tabel/grafik dalam teks
- Mulai dari hasil paling penting
- Gunakan subheading untuk organisasi yang jelas
Bagian Diskusi:
- Mulai dengan ringkasan singkat temuan utama
- Interpretasikan hasil dalam konteks literatur yang ada
- Jelaskan apakah temuan Anda mendukung atau bertentangan dengan penelitian sebelumnya
- Diskusikan implikasi teoretis dan praktis
- Akui keterbatasan penelitian secara jujur
- Berikan rekomendasi untuk penelitian masa depan yang spesifik
Struktur Diskusi yang Efektif:
- Temuan utama dan interpretasi
- Perbandingan dengan penelitian sebelumnya
- Penjelasan perbedaan/kesamaan
- Implikasi teoretis
- Implikasi praktis
- Keterbatasan
- Arah penelitian masa depan
6. Plagiarisme dan Self-Plagiarism
Kesalahan: Menggunakan teks, ide, atau data orang lain tanpa sitasi yang tepat. Self-plagiarism terjadi ketika penulis menggunakan kembali teks dari publikasi mereka sendiri tanpa mengutip atau parafrase. Banyak penulis tidak menyadari bahwa menyalin-tempel dari publikasi sendiri juga dianggap plagiarisme.
Dampak: Ini adalah pelanggaran etika serius yang bisa mengakibatkan penolakan permanen, blacklist dari jurnal, pencabutan artikel yang sudah dipublikasikan, dan kerusakan reputasi akademis.
Cara Menghindari:
- Selalu parafrase dan berikan sitasi, bahkan untuk ide yang umum diketahui jika bukan common knowledge
- Gunakan software plagiarism checker (Turnitin, iThenticate, Grammarly) sebelum submit
- Target similarity index: di bawah 15-20% untuk keseluruhan, di bawah 3-5% per sumber
- Untuk metodologi yang mirip dengan publikasi Anda sebelumnya, tulis ulang dengan kata-kata berbeda atau kutip publikasi Anda sendiri
- Pahami perbedaan antara kutipan langsung (harus dalam tanda petik), parafrase, dan common knowledge
- Catat sumber dengan baik sejak awal penelitian
Aturan Emas: “Jika ragu apakah perlu sitasi atau tidak, lebih baik beri sitasi.”
7. Formatting dan Teknis yang Tidak Sesuai Panduan
Kesalahan: Tidak mengikuti author guidelines jurnal mengenai format referensi, struktur artikel, margin, font, panjang artikel, atau format tabel dan gambar. Kesalahan teknis seperti typo berlebihan, inkonsistensi penomoran, atau kualitas gambar yang buruk.
Dampak: Menunjukkan kurangnya profesionalisme dan perhatian terhadap detail. Editor bisa langsung menolak atau meminta perbaikan teknis sebelum review.
Cara Menghindari:
- Download dan baca author guidelines dengan teliti sebelum menulis
- Gunakan template artikel jika disediakan oleh jurnal
- Perhatikan: gaya sitasi (APA, IEEE, Vancouver, dll), batas jumlah kata, format file (Word/LaTeX/PDF), resolusi gambar minimum (biasanya 300 dpi), format tabel, struktur heading dan subheading
- Proofread minimal 3 kali atau gunakan jasa proofreading profesional
- Minta rekan sejawat membaca dan memberi feedback
- Gunakan reference manager (Mendeley, Zotero, EndNote) untuk konsistensi sitasi
- Periksa semua link dan DOI berfungsi
Checklist Sebelum Submit:
- Format sesuai template jurnal
- Semua referensi tersitasi dengan benar dan konsisten
- Tidak ada typo atau grammatical error
- Semua tabel dan gambar berkualitas tinggi dan terlabel
- File dalam format yang diminta
- Semua penulis dan afiliasi tercantum benar
- Cover letter dan supplementary materials disiapkan
Bonus: Tips Meningkatkan Peluang Acceptance
Sebelum Menulis:
- Pilih jurnal target sebelum menulis untuk menyesuaikan gaya dan format
- Baca 10-15 artikel dari jurnal target untuk memahami standar mereka
- Identifikasi reviewer potensial dengan membaca siapa yang sering menulis di area Anda
Saat Menulis:
- Gunakan bahasa yang jelas dan langsung (avoid purple prose)
- Setiap paragraf harus memiliki satu ide utama
- Gunakan transition words untuk flow yang baik
- Hindari passive voice berlebihan
Sebelum Submit:
- Biarkan artikel “istirahat” 1-2 minggu, lalu baca dengan mata segar
- Presentasikan di seminar/konferensi untuk mendapat feedback
- Minta ahli di bidang Anda membaca draft
Saat Submit:
- Tulis cover letter yang strong yang menjelaskan kontribusi unik Anda
- Sarankan reviewer yang qualified (jika diminta)
- Hindari submit di multiple journals secara bersamaan
Setelah Submit:
- Siapkan mental untuk revisi – major revision bukan penolakan
- Respond ke reviewer comments secara profesional dan sistematis
- Jika ditolak, jangan menyerah – revisi dan kirim ke jurnal lain
Kesimpulan
Penolakan artikel jurnal memang mengecewakan, tetapi kebanyakan bisa dihindari dengan persiapan yang matang. Ketujuh kesalahan di atas adalah yang paling sering kami temui sebagai editor dan reviewer. Dengan menghindari kesalahan ini, Anda sudah selangkah lebih dekat ke publikasi yang sukses.
Ingat, bahkan peneliti berpengalaman pun mengalami penolakan. Yang membedakan adalah kemampuan untuk belajar dari feedback dan terus memperbaiki kualitas tulisan. Jangan anggap penolakan sebagai kegagalan, tetapi sebagai kesempatan untuk membuat artikel Anda lebih baik.
Siap Submit Artikel Anda?
Pastikan Anda sudah mengecek semua poin di atas sebelum menekan tombol submit. Jika Anda mencari jurnal yang memiliki proses review yang fair, transparan, dan supportive, pertimbangkan untuk submit ke jurnal kami.
Jurnal TARBIYAH menerima artikel berkualitas di bidang Pendidikan Islam. Kami menawarkan:
- Proses review cepat (8-12 minggu)
- Feedback konstruktif dari reviewer ahli
- Open access untuk jangkauan lebih luas
- Dukungan editorial untuk penulis
Submit Artikel Anda Sekarang →
Pertanyaan atau butuh konsultasi sebelum submit? Silakan hubungi kami di diklinko@gmail.com atau tinggalkan komentar di bawah. Tim editorial kami siap membantu!
Artikel bermanfaat? Bagikan ke rekan peneliti Anda dan subscribe newsletter kami untuk tips publikasi ilmiah lainnya.
Kata kunci: submit artikel jurnal, kesalahan artikel jurnal, tips publikasi ilmiah, cara lolos review jurnal, panduan menulis artikel ilmiah, peer review, jurnal ilmiah, publikasi penelitian, OJS, open journal systems
